Aku dan Kamu hanya sepenggal kisah dari masa lalu,
Masa lalu yang menyayat batinku,
Masa lalu yang menyayat batinku,
Kamu hanya sepenggal kisah dari masa lalu,
Masa lalu yang terindahku yang dulu,
Masa lalu yang terindahku yang dulu,
Katakanlah pada pendamping hidupmu bahwa dulu pernah ada orang bodoh yang menemanimu untuk tertawa dalam kesedihanmu,
Katakanlah pada pendamping hidupmu bahwa dulu pernah ada orang bodoh yang mampu meredam egomu,
Katakanlah kepadanya bahwa dulu ada orang bodoh yang sangat takut membuatmu terluka,
Tak perlu kau ceritakan seberapa setianya orang bodoh itu, biarlah itu menjadi kebanggaanku yang pernah ada untukmu,
Tak perlu kau ceritakan seberapa besarnya egomu yang telah ku redamkan,
Biarlah itu menjadi kesakitanku yang pernah mencoba bahagia atas apapun perlakuanmu,
Biarlah itu menjadi kesakitanku yang pernah mencoba bahagia atas apapun perlakuanmu,
Waktu tak menjamin kebersamaan,
Besarnya cinta tak menjamin kesetiaan,
Besarnya cinta tak menjamin kesetiaan,
Kini aku tersadar bahwa doa yang selalu ku panjatkan bukanlah dirimu,
Lupakanlah semua rasa yang pernah ada,
Lupakanlah semua canda tawa kita saat hujan turun,
Lupakanlah semua cerita di setiap waktu,
Lupakanlah semua canda tawa kita saat hujan turun,
Lupakanlah semua cerita di setiap waktu,
Karena,
Kamu hanyalah sepenggal masa laluku,
Sepenggal kisah sebagai ujian untuk diberikan yang terbaik,
Walau aku tau, kesakitanku tak akan mengurangi kebahagiaanmu saat ini.
Tapi aku yakin kau takan pernah lupa bahwa tanpa sengaja akulah yang menuntunmu bertemu dengan pendamping hidupmu..
(Baca Juga : Puisi Untuk Ayah )
Post Comment
Post a Comment